Kamis, 10 September 2015

Proposal Skripsi ( Konsep Pendidikan Karakter )

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PERSPEKTIF QS. LUQMAN AYAT 12-14 DAN
RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada :
Institut Agama Islam Qomaruddin Bungah Gresik
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I )


 






  



Oleh :
Nama : Muhammad Nu’man
Nim : 201159112712
Nimko : 2011.4.059.0001.1.02608


INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUDDIN BUNGAH GRESIK
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2015


     PENDAHULUAN
                                                                 
A. Latar Belakang
Pembentukan karakter kepribadian seseorang harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Pada dasarnya, anak yang kualitas karakternya rendah adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-sosialnya rendah, sehingga anak beresiko besar mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi sosial, dan tidak mampu mengontrol diri.
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  negara. Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010). Menurut Dr.  Ratna Megawangi, Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan berprilaku baik. Yakni, suatu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi kebiasaan fikiran, hati dan tangan. Menurut Thomas Lickone, pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur

 bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya (Thomas Lickona, 1991).  Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
 Kita ketahui bahwa berbagai masalah bangsa Indonesia di berbagai bidang selama ini tidak lepas dari karakter kepribadian dan nilai-nilai masyarakat. Kalau saat ini banyak kritik yang terkait dengan karakter bangsa, maka sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan, ikut bertanggung jawab untuk mengatasi permasalahan tersebut.  “Banyak orang berpandangan bahwa kondisi demikian diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikanlah yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini” (Akhmad Sudrajat, 2010).
Di Indonesia, dengan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Balitbang Kemendiknas telah menyusun grand design pendidikan karakter (2010), dimana dijelaskan bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Terlebih lagi, timbul tanda tanya besar mengenai hasil dari penggalakan pendidikan karakter di Indonesia.
Pendidikan nasional sejatinya bertujuan mengakomodir pengembangan karakter peserta didik, termasuk kejujuran. Hal ini selaras dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Kemendiknas, 2010: 19-20). Sampai sekarang di Indonesia pendidikan karakter selama ini sudah kian marak dikaji, didiskusikan dan dikenalkan kepada seluruh sivitas akademis, khususnya di perguruan tinggi. Meski demikian, langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut masih banyak kekurangan dan belum mampu menjadikan tujuan pendidikan nasional yang mendambakan insan akademisi yang berkarakter benar-benar terwujud.
Selain pendidikan Nasional, dalam hal ini pendidikan islam yang merupakan proses bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Yang dimaksud dengan pendidikan Islam disini adalah : Pertama ia merupakan suatu upaya atau proses yang dilakukan secara sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup. Kedua merupakan usaha yang sistimatis pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak didik atau tiap individu dalam memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh demi terbentuk kepribadian yang utama menurut ukuran islam. Ketiga merupakan segala upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik untuk diarahkan mengikuti jalan yang islami.
Dengan demikian sesungguhnya pendidikan islam yang di gali dari al quran dan hadits memiliki relevansi dan sumbangsi bagi pendidikan nasional tidak saja fokus pada pendidikan kemampuan intelektual saja tetapi juga pada pendidikan akhlak atau karakter. dalam pandangan islam karena salah satu misi utama pendidikan islam adalah dalam rangka membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin maka harus seimbang, sebab bila hanya focus pada pengembangan kreatifitas rasional semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional maka manusia tidak akan dapat menikmati nilai kemajuan itu sendiri, hal ini yang menjadikan pendidikan islam memiliki peran penting dalam memberikan sumbangsi kemajuan bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional di Indonesia.
Kalau melihat pada keadaan di Indonesia saat ini, dengan menoleh atas  beberapa hal tersebut di atas,  bangsa  Indonesia  sangat memerlukan sumber  manusia dalam jumlah dan mempunyai kualitas karakter yang memadai  sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, maka disini pendidikan memiliki peran yang sangat penting, baik pendidikan nasional maupun pendidikan islam sendiri untuk  menggugah bangsa ini dan warga negaranya serta masyarakat sipil, pejabat negara, institusi sosial kemasyarakatan dan keagamaan untuk saling instropeksi diri.
Dalam hal ini Kemendiknas telah mengembangkan grand design pendidikan karakter nasional. Dalam grand design tersebut dijelaskan bahwa konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosiokultural telah dikelompokan, yaitu olah hati (spiritual and emotional development), olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Novan Ardy Wiyani (2012:13) mengungkapkan dari grand design di atas terlihat bahwa salah satu karakter yang harus terbentuk dalam perilaku peserta didik adalah peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui olah hati. Iman dan taqwa kepada Tuhan merupakan landasan yang kuat untuk terbentuknya karakter, kesemuanya itu telah ada dan banyak dijelaskan di dalam ayat-ayat Alquran. Dengan iman dan taqwa tersebut akan terukir karakter lainnya seperti rasa syukur, berbakti kepada kedua orang tua, toleransi dan nilai – nilai karakter lainnya yang meliputi karakter terhadap diri sendiri, keluarga, sesama manusia dan lingkungan. Pendidikan karakter semacam inilah yang telah ditunjukkan dan dijelaskan didalam Qs. Al Luqman ayat 12-14 yang berbunyi :
ôs)s9ur $oY÷s?#uä z`»yJø)ä9 spyJõ3Ïtø:$# Èbr& öä3ô©$# ¬! 4 `tBur öà6ô±tƒ $yJ¯RÎ*sù ãä3ô±o ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 ( `tBur txÿx. ¨bÎ*sù ©!$# ;ÓÍ_xî ÓÏJym ÇÊËÈ  øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã $uZøŠ¢¹urur ÇÊÌÈ z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ  
Artinya : “Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Berkenaan dengan asbabu an-nuzul surat Luqman tersebut diatas, diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Masud bahwa timbul keresahan di antara para sahabat Rasulullah Saw. Mereka berpendapat bahwa amat berat menjaga keimanan agar tidak bercampur dengan kezaliman. Mereka lalu berkata kepada Rasulullah SAW, “Siapakah di antara kami yang tidak mencampuradukkan keimanan dengan kezaliman ?” Maka Rasulullah menjawab, “Maksudnya bukan demikian, apakah kamu tidak mendengar perkataan Luqman, „Hai anakku, jangan kamu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar.” (Depag RI, 2010: 550).
Dari ayat tersebut ada beberapa nilai karakter yang bisa kita ambil diantaranya adalah karakter iman, karakter syukur dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggali, membahas dan mendalami lebih jauh lagi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam ayat Alquran utamanya dalam Qs. Al Luqman ayat 12 - 14 tersebut sebagai judul penulisan skripsi. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan membahas KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF QS. LUQMAN AYAT 12-14 DAN  RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI.
B.  Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang diatas, maka muncul beberapa masalah yang penting untuk dijabarkan, yaitu:
1.    Bagaimana konsep pendidikan karakter dalam Perspektif Qs. Luqman ayat 12 – 14 ?
2.    Bagaimana kondisi Pendidikan Islam masa kini  ?
3.    Adakah Relevansi Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Qs. Luqman ayat 12 – 14 dengan Pendidikan Islam Masa kini ?
C.  Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:    
1.    Untuk Mengetahui dan memahami konsep pendidikan karakter yang terkandung dalam Qs. Luqman ayat 12 – 14
2.    Untuk Mengetahui dan memahami kondisi pendidikan Islam masa kini
3.    Menelaah, mengetahui, dan mencari Relevansi konsep pendidikan karakter dalam Perspektif Qs. Luqman ayat 12 – 14 dengan pendidikan islam masa kini
D. Manfaat Penelitian
1.  Secara Teoritis
a. Mendapatkan data dan fakta yang  shahih  mengenai pokok-pokok konsep pendidikan karakter dalam Perspektif Qs. Luqman ayat 12 – 14 dan relevansinya dengan pendidikan Islam sehingga dapat menjawab permasalahan dekadensi moral yang begitu kompleks.
b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi seluruh pemikir keintelektualan dunia pendidikan sehingga bisa memberikan gambaran ide bagi para pemikir pemula.
2. Secara Praktis
a. Bagi STAI Qomaruddin Bungah Gresik, dengan adanya  penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai pustaka bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang konsep – konsep Pendidikan Karakter dan relevansinya dengan pendidikan islam saat ini yang terkandung di dalam Al quran.
b. Bagi Penulis, sebagai bahan latihan  dalam penulisan ilmiah sekaligus memberikan tambahan khazanah pemikiran konsep Pendidikan Karakter dan relevansinya dengan pendidikan islam
  3.   Pengembangan Keilmuan
Sebagai bahan reflektif dan konstruktif dalam pengembangan keilmuan, khususnya pengembangan keilmuan pendidikan islam yang di dalamnya juga mencakup pendidikan dalam pembentukan kepribadian dan karakter.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak menyimpang dari alur substansinya, maka penulis memberikan penegasan beberapa istilah dalam judul skripsi ini, antara lain:
1.    Pendidikan Karakter
Dr.  Ratna Megawangi, Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan berprilaku baik. Yakni, suatu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi kebiasaan fikiran, hati dan tangan. Menurut Thomas Lickone, pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya (Thomas Lickona, 1991).  Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action)..
2.    Al Quran
Menurut Abu Syahbah dalam Rosihon Anwar (2000: 32) Al-Quran adalah kitab Allah yang diturunkan, baik lafazh maupun maknanya, kepada Nabi terakhir Muhammad SAW, diriwayatkan secara mutawatir, yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan (kesesuaiannya dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad), serta ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah (1) sampai akhir surat An-Nas (114). Dalam kajian ushul fiqh, Al-Quran adalah kalam (perkataan) Allah yang diturunkan-Nya dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab serta dianggap beribadah bagi yang membacanya (Satria Effendi, 2008: 79).
3.    Pendidikan Islam
Pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum ajaran islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran – ukuran islam (D.Marimba,1974:26). Pendidikan islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadi atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan di alam sekitarnya (Arifin,1987:15). Ilmu pendidikan islam adalah teori – teori kependidikan yang didasarkan pada konsep dasar islam yang diambil dari penelaahan terhadap Al Quran, hadits dan teori keilmuan lain yang ditelaah dan dikontruksi secara integrative oleh intelektual (alim) muslim untuk menjadi sebuah bangunan teori pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Roqib,2001:15).
F. Sistematika Pembahasan
Supaya mempermudah para pembaca memperoleh gambaran dari skripsi ini, maka tindakan yang diambil penulis adalah dengan menyusun skripsi ini secara sistematis pembahasan sebagai berikut:
1. BAB Pertama Merupakan Pendahuluan yang berisi  tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Penegasan istilah, sistematika pembahasan.
2. BAB Kedua Membahas Tinjauan Pustaka yang berisi tentang : 1. Tinjauan tentang konsep pendidikan karakter ; Makna hakekat pendidikan Karakter, , Landasan Pendidikan Karakter, Fungsi dan tujuan Pendidikan Karakter, Jenis Pendidikan Karakter, Urgensi Pendidikan Karakter. 2.Tinjauan tentang Konsep Pendidikan Islam; Makna dan hakikat pendidikan islam, Landasan Dasar Pendidikan Islam, , Fungsi dan tujuan pendidikan islam , Manfaat Pendidikan Islam, Urgensi Pendidikan Islam, Kondisi Pendidikan Islam. 3. Diskripsi Qs. Luqman Ayat 12 – 14; Qs. Luqman ayat 12 – 14 dan terjemahnya, Asbabun nuzul Qs. Luqman ayat 12 – 14, Munasabatu ayat, beberapa penafsiran Qs. Luqman ayat 12 – 14 , Kandungan makna Qs. Luqman ayat 12 – 14 .
3. BAB Ketiga Membahas tentang Metode Penelitian yang berisi tentang; jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, tehnik analisis data.
4. BAB Keempat Membahas Laporan Hasil Penelitian yang berisi tentang; 1. Deskripsi Data; Unsur – unsur pendidikan karakter yang terkandung dalam Qs. Luqman ayat 12 - 14 , Diskripsi kondisi Pendidikan Islam saat ini di Indonesia. 2. Analisis Data; Analisis Relevansi Pendidikan Karakter dalam Qs. Luqman ayat 12 – 14 dengan Pendidikan Islam masa kini.
5. BAB Kelima Merupakan Penutup yang berisi tentang; Kesimpulan dan Saran – saran.

   OUTLINE
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian
D.    Manfaat Penelitian
E.     Penegasan Istilah
F.      Sistematika Pembahasan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Tentang Konsep Pendidikan  Karakter
1. Makna Hakekat pendidikan karakter
2. Landasan Pendidikan Karakter
3. Fungsi dan tujuan Pendidikan Karakter
4. Jenis Pendidikan Karakter
5. Urgensi Pendidikan Karakter
B.     Tinjauan tentang Konsep Pendidikan Islam
1. Makna dan hakikat pendidikan islam
2. Landasan Dasar Pendidikan Islam
3. Fungsi dan tujuan pendidikan islam
4. Manfaat Pendidikan Islam
5. Urgensi Pendidikan Islam
6. Kondisi Pendidikan Islam
C.  Diskripsi Qs. Luqman Ayat 12 - 14
1. Qs. Luqman ayat 12 – 14 dan terjemahnya
2. Asbabun nuzul Qs. Luqman ayat 12 - 14
3. Munasabatu ayat
4. Beberapa penafsiran Qs. Luqman ayat 12 – 14
5. Kandungan Qs. Luqman ayat 12 – 14
BAB III : METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
2. Sumber Data
3. Metode Pengumpulan Data
4. Tehnik Analisis Data
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
1. Unsur – unsur pendidikan karakter yang terkandung dalam Qs. Luqman ayat 12 - 14
2. Diskripsi kondisi Pendidikan Islam saat ini di Indonesia
B. Analisis Data
1. Analisis Relevansi Pendidikan Karakter dalam Qs. Luqman ayat 12 – 14 dengan Pendidikan Islam masa kini.
BAB V : PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN