KONSEP PENDIDIKAN
KARAKTER
DALAM PERSPEKTIF QS.
LUQMAN AYAT 12-14 DAN
RELEVANSINYA DENGAN
PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada :
Institut Agama Islam Qomaruddin Bungah Gresik
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I )
Oleh
:
Nama
: Muhammad Nu’man
Nim
: 201159112712
Nimko
: 2011.4.059.0001.1.02608
INSTITUT AGAMA ISLAM
QOMARUDDIN BUNGAH GRESIK
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan karakter kepribadian seseorang harus
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek
“knowledge, feeling, loving, dan acting”. Pada dasarnya, anak yang kualitas
karakternya rendah adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-sosialnya
rendah, sehingga anak beresiko besar mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi
sosial, dan tidak mampu mengontrol diri.
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Karakter adalah ciri khas yang
dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan
mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin”
yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon
sesuatu (Kertajaya, 2010). Menurut Dr.
Ratna Megawangi, Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak
melalui proses mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan berprilaku baik.
Yakni, suatu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan
fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi kebiasaan fikiran, hati dan
tangan. Menurut Thomas Lickone, pendidikan karakter adalah pendidikan untuk
membentuk kepribadian melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat
dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur
bertanggung
jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya (Thomas Lickona,
1991). Pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona,
tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Kita ketahui
bahwa berbagai masalah bangsa Indonesia di berbagai bidang selama ini tidak
lepas dari karakter kepribadian dan nilai-nilai masyarakat. Kalau saat ini
banyak kritik yang terkait dengan karakter bangsa, maka sekolah sebagai salah satu
lembaga pendidikan, ikut bertanggung jawab untuk mengatasi permasalahan
tersebut. “Banyak orang berpandangan
bahwa kondisi demikian diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia
pendidikan. Pendidikanlah yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi
terhadap situasi ini” (Akhmad Sudrajat, 2010).
Di Indonesia, dengan berbagai persoalan yang
dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin mendorong semangat dan upaya
pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan
pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana Pemerintah menjadikan
pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Balitbang Kemendiknas telah menyusun grand design pendidikan karakter (2010),
dimana dijelaskan bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan
karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu
manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi
sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung
sepanjang hayat. Terlebih lagi, timbul tanda tanya besar mengenai hasil dari
penggalakan pendidikan karakter di Indonesia.
Pendidikan nasional sejatinya bertujuan mengakomodir
pengembangan karakter peserta didik, termasuk kejujuran. Hal ini selaras dengan
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang
berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (Kemendiknas, 2010: 19-20). Sampai sekarang
di Indonesia pendidikan karakter selama ini sudah kian marak dikaji,
didiskusikan dan dikenalkan kepada seluruh sivitas akademis, khususnya di
perguruan tinggi. Meski demikian, langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut masih
banyak kekurangan dan belum mampu menjadikan tujuan pendidikan nasional yang
mendambakan insan akademisi yang berkarakter benar-benar terwujud.
Selain pendidikan Nasional, dalam hal ini pendidikan
islam yang merupakan proses bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain
Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian
muslim. kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan
memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan
membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut
ukuran Allah dan isi pendidikan adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah
(Djamaluddin 1999: 9).
Yang dimaksud dengan pendidikan Islam disini adalah
: Pertama ia merupakan suatu upaya atau proses yang dilakukan secara
sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan
pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati
dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup. Kedua
merupakan usaha yang sistimatis pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak
didik atau tiap individu dalam memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam
secara utuh demi terbentuk kepribadian yang utama menurut ukuran islam. Ketiga
merupakan segala upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik untuk
diarahkan mengikuti jalan yang islami.
Dengan demikian sesungguhnya pendidikan islam yang
di gali dari al quran dan hadits memiliki relevansi dan sumbangsi bagi
pendidikan nasional tidak saja fokus pada pendidikan kemampuan intelektual saja
tetapi juga pada pendidikan akhlak atau karakter. dalam pandangan islam karena
salah satu misi utama pendidikan islam adalah dalam rangka membantu peserta
didik mencapai kesejahteraan lahir batin maka harus seimbang, sebab bila hanya
focus pada pengembangan kreatifitas rasional semata tanpa diimbangi oleh
kecerdasan emosional maka manusia tidak akan dapat menikmati nilai kemajuan itu
sendiri, hal ini yang menjadikan pendidikan islam memiliki peran penting dalam
memberikan sumbangsi kemajuan bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional di
Indonesia.
Kalau melihat pada keadaan di Indonesia saat ini,
dengan menoleh atas beberapa hal
tersebut di atas, bangsa Indonesia
sangat memerlukan sumber manusia
dalam jumlah dan mempunyai kualitas karakter yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan.
Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, maka disini pendidikan memiliki
peran yang sangat penting, baik pendidikan nasional maupun pendidikan islam
sendiri untuk menggugah bangsa ini dan
warga negaranya serta masyarakat sipil, pejabat negara, institusi sosial
kemasyarakatan dan keagamaan untuk saling instropeksi diri.
Dalam hal ini Kemendiknas telah mengembangkan grand
design pendidikan karakter nasional. Dalam grand design tersebut dijelaskan
bahwa konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan
sosiokultural telah dikelompokan, yaitu olah hati (spiritual and emotional development),
olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic development), dan olah rasa
dan karsa (affective and creativity development). Novan Ardy Wiyani (2012:13)
mengungkapkan dari grand design di atas terlihat bahwa salah satu karakter yang
harus terbentuk dalam perilaku peserta didik adalah peningkatan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui olah hati. Iman dan taqwa kepada Tuhan
merupakan landasan yang kuat untuk terbentuknya karakter, kesemuanya itu telah
ada dan banyak dijelaskan di dalam ayat-ayat Alquran. Dengan iman dan taqwa
tersebut akan terukir karakter lainnya seperti rasa syukur, berbakti kepada
kedua orang tua, toleransi dan nilai – nilai karakter lainnya yang meliputi
karakter terhadap diri sendiri, keluarga, sesama manusia dan lingkungan.
Pendidikan karakter semacam inilah yang telah ditunjukkan dan dijelaskan
didalam Qs. Al Luqman ayat 12-14 yang berbunyi :
ôs)s9ur
$oY÷s?#uä
z`»yJø)ä9
spyJõ3Ïtø:$#
Èbr&
öä3ô©$#
¬!
4 `tBur
öà6ô±t
$yJ¯RÎ*sù
ãä3ô±o
¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9
( `tBur
txÿx.
¨bÎ*sù
©!$#
;ÓÍ_xî
ÓÏJym
ÇÊËÈ øÎ)ur
tA$s%
ß`»yJø)ä9
¾ÏmÏZö/ew
uqèdur
¼çmÝàÏèt
¢Óo_ç6»t
w
õ8Îô³è@
«!$$Î/
( cÎ)
x8÷Åe³9$#
íOù=Ýàs9
ÒOÏàtã
$uZø¢¹urur ÇÊÌÈ
z`»|¡SM}$#
Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
çm÷Fn=uHxq
¼çmBé&
$·Z÷dur
4n?tã
9`÷dur
¼çmè=»|ÁÏùur
Îû
Èû÷ütB%tæ
Èbr&
öà6ô©$#
Í<
y7÷yÏ9ºuqÎ9ur
¥n<Î)
çÅÁyJø9$#
ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan Sesungguhnya telah Kami berikan
hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Berkenaan dengan asbabu an-nuzul surat Luqman tersebut
diatas, diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Masud bahwa timbul keresahan di
antara para sahabat Rasulullah Saw. Mereka berpendapat bahwa amat berat menjaga
keimanan agar tidak bercampur dengan kezaliman. Mereka lalu berkata kepada
Rasulullah SAW, “Siapakah di antara kami yang tidak mencampuradukkan keimanan
dengan kezaliman ?” Maka Rasulullah menjawab, “Maksudnya bukan demikian, apakah
kamu tidak mendengar perkataan Luqman, „Hai anakku, jangan kamu menyekutukan
sesuatu dengan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang
besar.” (Depag RI, 2010: 550).
Dari ayat tersebut ada beberapa nilai karakter yang
bisa kita ambil diantaranya adalah karakter iman, karakter syukur dan berbuat
baik kepada kedua orang tua. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
menggali, membahas dan mendalami lebih jauh lagi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam
ayat Alquran utamanya dalam Qs.
Al Luqman ayat
12 - 14 tersebut sebagai judul penulisan skripsi. Atas dasar
pertimbangan tersebut di atas, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan membahas KONSEP PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM PERSPEKTIF QS. LUQMAN AYAT 12-14 DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA
KINI.
B. Rumusan Masalah
Dari
penjabaran latar belakang diatas,
maka muncul beberapa masalah yang penting untuk dijabarkan, yaitu:
1.
Bagaimana
konsep pendidikan karakter dalam Perspektif Qs. Luqman
ayat 12 – 14 ?
2.
Bagaimana kondisi Pendidikan Islam masa kini ?
3.
Adakah Relevansi
Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Qs. Luqman ayat 12 – 14 dengan
Pendidikan Islam Masa kini ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk Mengetahui dan memahami konsep pendidikan karakter yang terkandung
dalam Qs. Luqman ayat 12 – 14
2.
Untuk Mengetahui dan memahami kondisi pendidikan Islam masa kini
3.
Menelaah, mengetahui, dan mencari Relevansi konsep pendidikan karakter
dalam Perspektif Qs. Luqman ayat 12 – 14 dengan pendidikan islam masa kini
D.
Manfaat Penelitian
1.
Secara Teoritis
a. Mendapatkan data dan fakta yang shahih
mengenai pokok-pokok konsep pendidikan karakter dalam Perspektif Qs.
Luqman ayat 12 – 14 dan relevansinya dengan pendidikan Islam sehingga dapat
menjawab permasalahan dekadensi moral yang begitu kompleks.
b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi seluruh
pemikir keintelektualan dunia pendidikan sehingga bisa memberikan gambaran ide
bagi para pemikir pemula.
2.
Secara Praktis
a. Bagi STAI Qomaruddin Bungah Gresik, dengan
adanya penelitian ini diharapkan bisa
digunakan sebagai pustaka bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang
konsep – konsep Pendidikan Karakter dan relevansinya dengan pendidikan islam
saat ini yang terkandung di dalam Al quran.
b. Bagi Penulis, sebagai bahan latihan dalam penulisan ilmiah sekaligus memberikan
tambahan khazanah pemikiran konsep Pendidikan Karakter dan relevansinya dengan pendidikan
islam
3. Pengembangan Keilmuan
Sebagai
bahan reflektif dan konstruktif dalam pengembangan keilmuan, khususnya
pengembangan keilmuan pendidikan islam yang di dalamnya juga mencakup
pendidikan dalam pembentukan kepribadian dan karakter.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak menyimpang dari alur substansinya, maka penulis memberikan
penegasan beberapa istilah dalam judul skripsi ini, antara lain:
1. Pendidikan Karakter
Dr. Ratna
Megawangi, Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses
mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan berprilaku baik. Yakni, suatu
proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga
akhlak mulia bisa terukir menjadi kebiasaan fikiran, hati dan tangan. Menurut
Thomas Lickone, pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk
kepribadian melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam
tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung
jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya (Thomas Lickona,
1991). Pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action)..
2. Al
Quran
Menurut Abu Syahbah dalam Rosihon Anwar (2000: 32)
Al-Qur‟an adalah kitab Allah
yang diturunkan, baik lafazh maupun maknanya, kepada Nabi terakhir Muhammad
SAW, diriwayatkan secara mutawatir, yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan
(kesesuaiannya dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad), serta ditulis pada
mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah (1) sampai akhir surat An-Nas (114).
Dalam kajian ushul fiqh, Al-Qur‟an
adalah kalam (perkataan) Allah yang diturunkan-Nya dengan perantaraan
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab serta dianggap
beribadah bagi yang membacanya (Satria Effendi, 2008: 79).
3. Pendidikan
Islam
Pendidikan
islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum ajaran islam
menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran – ukuran islam (D.Marimba,1974:26).
Pendidikan islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan
pribadi atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan di alam sekitarnya (Arifin,1987:15).
Ilmu pendidikan islam adalah teori – teori kependidikan yang didasarkan pada
konsep dasar islam yang diambil dari penelaahan terhadap Al Quran, hadits dan
teori keilmuan lain yang ditelaah dan dikontruksi secara integrative oleh
intelektual (alim) muslim untuk menjadi sebuah bangunan teori pendidikan yang
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Roqib,2001:15).
F. Sistematika Pembahasan
Supaya
mempermudah para pembaca memperoleh gambaran dari skripsi ini, maka tindakan yang
diambil penulis adalah dengan menyusun skripsi ini secara sistematis
pembahasan sebagai berikut:
1. BAB Pertama Merupakan
Pendahuluan
yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, Penegasan istilah, sistematika pembahasan.
2.
BAB Kedua Membahas Tinjauan
Pustaka yang berisi tentang : 1. Tinjauan tentang konsep pendidikan karakter ;
Makna hakekat pendidikan Karakter, , Landasan Pendidikan Karakter, Fungsi dan tujuan Pendidikan
Karakter, Jenis Pendidikan Karakter, Urgensi Pendidikan Karakter. 2.Tinjauan
tentang Konsep Pendidikan Islam; Makna dan hakikat pendidikan islam, Landasan
Dasar Pendidikan Islam, , Fungsi dan tujuan pendidikan islam , Manfaat
Pendidikan Islam, Urgensi Pendidikan Islam, Kondisi Pendidikan Islam. 3.
Diskripsi Qs. Luqman Ayat 12 – 14; Qs. Luqman ayat 12 – 14 dan terjemahnya,
Asbabun nuzul Qs. Luqman ayat 12 – 14, Munasabatu ayat, beberapa penafsiran Qs.
Luqman ayat 12 – 14 , Kandungan makna Qs. Luqman ayat 12 – 14 .
3.
BAB Ketiga
Membahas tentang Metode Penelitian yang berisi tentang; jenis dan pendekatan
penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, tehnik analisis data.
4. BAB Keempat Membahas
Laporan Hasil Penelitian yang berisi tentang; 1. Deskripsi Data; Unsur – unsur pendidikan karakter yang terkandung
dalam Qs. Luqman ayat 12 - 14 , Diskripsi kondisi Pendidikan Islam saat ini di
Indonesia. 2. Analisis Data; Analisis Relevansi Pendidikan Karakter dalam Qs.
Luqman ayat 12 – 14 dengan Pendidikan Islam masa kini.
5. BAB Kelima Merupakan Penutup yang berisi
tentang; Kesimpulan dan Saran – saran.
OUTLINE
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Penegasan Istilah
F. Sistematika
Pembahasan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
Tentang Konsep Pendidikan Karakter
1. Makna Hakekat pendidikan karakter
2. Landasan Pendidikan Karakter
3. Fungsi dan tujuan Pendidikan Karakter
4. Jenis Pendidikan Karakter
5. Urgensi Pendidikan Karakter
B. Tinjauan
tentang Konsep Pendidikan Islam
1. Makna dan hakikat pendidikan islam
2. Landasan Dasar Pendidikan Islam
3. Fungsi dan tujuan pendidikan islam
4. Manfaat Pendidikan Islam
5. Urgensi Pendidikan Islam
6. Kondisi Pendidikan Islam
C. Diskripsi Qs. Luqman Ayat 12 - 14
1. Qs. Luqman ayat 12 – 14 dan terjemahnya
2. Asbabun nuzul Qs. Luqman ayat 12 - 14
3. Munasabatu ayat
4. Beberapa penafsiran Qs. Luqman ayat 12 – 14
5. Kandungan Qs. Luqman ayat 12 – 14
BAB III :
METODE
PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
2. Sumber Data
3. Metode Pengumpulan Data
4. Tehnik Analisis Data
BAB IV : LAPORAN
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
1. Unsur – unsur
pendidikan karakter yang terkandung dalam Qs. Luqman ayat 12 - 14
2. Diskripsi kondisi
Pendidikan Islam saat ini di Indonesia
B. Analisis Data
1. Analisis Relevansi
Pendidikan Karakter dalam Qs. Luqman ayat 12 – 14 dengan Pendidikan Islam masa
kini.
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
